Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah (terus-menerus) melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan, Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(QS Albaqarah [2]:261)
Pernahakah anda mendengar ada orang yang jatuh miskin karena banyak mengeluarkan hartanya untuk berdema? Saya rasa belum pernah. Insya Allah dengan berderma justru harta semakin bertambah.
Terdapat banyak catatan para sejarawan yang menerangkan tentang kedermawanan seorang KHADIJAH. Ia senang mengasuh para janda dan anak yatim, menjamu para tamu, dan melimpahi rumah-rumah saudaranya dengan kebajikan serta kasih sayang.
Suatu hari Halimah Sa’diyah, perempuan pengasuh Nabi Muhammad di masa kecil, datang berkunjung kerumah KHADIJAH. Dengan senang dan penuh hormat KHADIJAH menyambutnya. Padahal suaminya, Muhammad Shalallahu alahi wasalam, belum pulang dari gua Hira. Selama tinggal di rumah KHADIJAH, Halimah pun menjadi tamu kehormatan.
Saat itu Halimah bercerita tentang kampungnya yang ditimpa kemarau panjang. Tanaman-tanaman rusak dan hewan-hewan ternak mati. Mendengar hal itu KHADIJAH membekali Halimah dengan seekor unta dan 40 ekor kambing untuk membantu meringankan hidupnya di kampung.
Saat kaum Quraisy melancarkan aksi boikot terhadap Nabi dan keturunan Bani Hasyim, KHADIJAH tetap mendamping beliau. Bahkan ia korbankan hartanya untuk menafkahi orang-orang yang terisolasi oleh aksi bokot tersebut. Padahal KHADIJAH tidak termasuk sasaran boikot karena ia bukan keturunan Bani Hasyim.
Masih banyak lagi kedermawanan seorang KHADIJAH yang patut diteladi oleh kita semua, mungkin 10 postingan dalam blog ini tidak akan tuntas membahas soal keteladan istri pertama Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam ini.
Subhanallah! Kekayaan tidak membuatnya rakus dan sombong. Harta benda yang melimpah justru menjadi kendaraan menuju Surga-Nya. [Ben Sholeh]
Bahan bacaan:
· Abdul Mun’im Muhammad, KHADIJAH: The True Love Story of Muhammad.
· Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki, Meneladani Perkawinan Rasulullah dan Khadijah Al-Kubra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar