Menjadi Miliader Ala Bong Chandra

Selasa, 05 April 2011


Dunia sudah berubah. Mutlak yang harus anda lakukan adalah perubahan itu sendiri. Tanpa melakukan perubahan anda akan terlindas zaman. Dinosaurus punah bukan karena tidak memilki kekuatan, tapi dinosaurus punah karena tidak beradaptasi dengan perubahan. Sementara Iklim berubah, cuaca berubah, namun hewan raksasa ini tidak berubah hingga akhirnya punah. Jika anda tidak ingin seperti dinosaurus, anda harus mempersiapkan diri untuk menyongsong perubahan. Memang, berubah itu berisoko, tetapi jauh berisiko jika anda tidak berubah.


Tahukah anda bahwa zaman yang kita kita jalani sekarang ini sudah berubah? Perubahan zaman terjadi dalam empat era yaitu agraris, industri, informasi, dan konseptual. Mari kita preteli satu persatu:

Era Argraris

Era agraris yaitu era pertanian, penguasa pada masa itu adalah para tuan tanah. Harta yang mereka miliki berupa tanah garapan dan ternak. Kehidupan sosial terkotak-kotak; ada kasta kaya, kasta menengah, dan kasta miskin. Kasta kaya adalah kelompok keturunan bangsawan dan raja. Kelompok ini memiliki tanah perkebunan yang luas dan ternak yang banyak. Kasta menengah adalah kelompok para pedagang, sedangkan kasta miskin merupakan kelompok penggarap lahan dan pekerja kasar lainnya. Pada era Agraris ini orang miskin mustahil naik kelas baik ke kelas menengah apalagi ke kasta atas. Sekali miskin tetep miskin, dan para amis (anak miskin) akan mewarisi kemiskinan orang tuanya.

Era Industri

Era industri dimulai ketika ilmuwan Inggris menemukan mesin uap. Penemuan ini menjadi cikal bakal mesin produksi masal. Duplikasi produk pun menjadi semakin cepat dan tenaga manusia semakin murah. Penguasa dunia pada masa ini adalah mereka yang berpendidikan tinggi. Harapan hanya milik kaum terpelajar; lulus kuliah, dapet indek prestasi tinggi, diterima kerja di perusahaan bonafid, punya posisi bagus, gaji tinggi, terus loyal, naik pangkat, selanjutnya hidup bahagia, sejahtera. Era ini memungkinkan perubahan status seseorang dari kasta miskin menjadi kasta kaya. Tapi harus melewati proses yang begitu lama. Alhasil saat orang tersebut sudah tua renta, keberhasilan baru ia peroleh, harta yang berlimpah baru didapat. Lantas siapa yang menikmati?

Era Informasi

Mereka yang sukses pada era ini adalah orang yang menguasai informasi. Tidak memandang lulusan apa, tidak menggubris gelar apa yang dimiliki. Siapa saja yang update informasi dialah yang akan sukses. Rata-rata orang yang sukses di era ini adalah orang yang memiliki dominasi otak kanan. Misal Bill Gates yang sukses dengan microsoftnya, Andrew Darwis dengan KASKUSnya, Sergey dan Lary Page dengan produk andalan yang anda pasti sudah menggunakan: google, dan masih banyak lagi.

Menariknya kasta miskin dapat berubah menjadi kasta kaya dalam waktu singkat. Klanting. Grup pengamen jalanan di Surabaya yang dalam waktu singkat menjadi artis dan bintang iklan. Sinta dan Jojo, dua cewek centil yang secepat kilat terkenal hanya main-main dengan “Keong Racun.” Justin Biber penyanyi yang juga memperkenalkan dirinya lewat jejaring social You Tube, sama seperti Sinta dan Jojo. The Aprentis, sebuah kontes dimana para pesertanya memiliki peluang untuk mendapatkan gaji 20 milyar sebulan dari Donal Trump hanya dalam waktu tiga bulan mengikuti ajang tersebut. Ketika informasi serba cepat, terbuka dan dapat diakses semua orang maka persaingan menjadi semakin ketat, hal inilah yang menjadi konsekuensi dari era informasi ini.

Era Konseptual

Era Konseptual. Siapa yang memiliki konsep bagus dialah yang memenangkan persaingan. Di era ini kualitas bukan lagi nomer satu tetapi komunikasi yang menjadi nomer satu. Kita bisa lihat sekarang, penyanyi yang terkenal belum tentu mereka yang memiliki vokal bagus, tapi mereka yang bisa mengkomunikasikan konsepnya secara bagus. Banyak pengamen atau penyanyi yang memiliki suara bagus tetapi tidak terkenal karena mereka tidak bisa mengkomunikasikan konsep mereka secara bagus. Tak terhitung penyanyi dengan suara pas-pasan tapi terkenal karena memiliki konsep yang bagus. Bisnismen sukses juga belum tentu orang yang mengenyam pendidikan bisnis di perguruan tinggi, tetapi mereka yang aktif dan kreatif merespon kebutuhan pasar dan dapat mengkomunikasikan konsepnya dengan bagus. Tidak peduli lulusan SD, atau bahkan tidak sekolah sama sekali. Burger yang paling laris di seantero jagad belum tentu burger yang rasanya paling enak di dunia, tapi burger yang palis laris adalah burger yang dijual dengan konsep marketing komunikasi yang bagu. Ya nggak? Coba deh perhatikan, Mc Donald, Wendys, Klenger Burger, dan burger grobag yang dijual keliling atau yang mangkal di pinggir jalan.

Merubah Paradigma Menuju Kesuksesan

Permasalahnannya ketika zaman sudah berubah, era sudah berubah. Tapi mental kita tidak berubah sehingga semakin hari hidup terasa semakin sulit, kesuksesan semakin jauh untuk diraih, kesejahteraan hanyalah impian. MaDesu! Sekarang rubah paragdima anda mengenai kesuksesan.

Ada empat resep yang harus anda praktikkan untuk mendapatkan kesuksesan tanpa batas yaitu: fokus pada peluang, jadilah yang TER atau yang PERTAMA, jadilah Sapi Ungu, dan Giving is Rich. 

Pertama: Fokus pada PELUANG bukan UANG

Apa beda uang dan peluang? Sepintas hanya jumlah hurufnya saja yang beda; U-A-N-G dan P-E-L-U-A-N-G. Asli bukan itu saja bedanya, keduanya memiliki perbedaan seratus delapan puluh drajat terhadap kesuksesan. Uang hanya mendatangkan kesenangan sesaat, sedangkan peluang jauh lebih berarti untuk kesuksesan masa depan. Jika anda fokus pada uang, jangan harap anda bisa memiliki kekayaan tanpa batas. Seseorang tidak akan pernah merasakan kesuksesan yang sesungguhnya kalau ia hanya mengejar uang.

Jika anda seorang salesman yang mengejar uang, maka jika ada kesempatan menggetok konsumen dengan harga tinggi pasti akan anda lakukan. Aji mumpung; mumpung dapat konsumen tajir, mumpung konsumen butuh barang yang anda jual. Jika suatu ketika konsumen tahu anda sudah nggorok mereka, besoknya mereka tidak akan membeli produk anda, sebutuh-butuhnya dia. Untung saja kalau anda tidak disumpahin miskin tujuh turunan (wa’ wa’ wau lebay). Bisnis bukan Hit and Run, tabrak langsung lari, sumber rezeki anda akan terus mengalir kalau anda mencari PELUANG bukan UANG, ini berlaku dalam hal apapun, termasuk di dunia kerja.

Kedua: JADILAH yang "TER"

Siapa orang pertama bisa mendarat di Bulan? Nil Amstrong. Siapa yang kedua? Orang Indonesia akan menjawab; Nil amstrong berhasil mendarat dibulan dengan Slamet dan aman….(he2k ada-ada aja). Jadilah Ter atau yang Pertama kali. Sesuatu yang TER atau yang pertama kali akan mudah diingat orang. Siapa orang terkaya di Indonesia? Robert Budi Hartono bos rokok dari kudus. Siapa terkaya kedua di Indonesia?.....Anda belum tentu tahu. Kalau anda tidak begitu konsen dengan dunia sepak bola mungkin anda hanya mengenal Kristian Gonzales dan BePe. Kalau anda tidak mengikuti Moto GP anda hanya mengenal Valentino Rossi.

Tahukan SPBU yang memiliki TOILET terbanyak dan TERBESIH di Indonesia. Orang menyebutnya POM Bensin MURI. POM BENSIN ini ada di daerah Tegal, jalur Pantura. Yang nomer dua terbanyak dan terbersih? Meneketehe! Orang Termiskin di dunia? Megi Z. (Hehe …) Yang agak miskin? Ngapain juga kita tahu! Artis terseksi di dunia? Udahlah! Intinya jadilah yang TER atau yang PERTAMA. Rekor itulah yang selalu diperebutkan oleh banyak orang, tidak mau ketinggalan juga produsen Mie dan Susu yang rame-rame menciptakan rekor untuk jadi yang TER atau yang PERTAMA. Nggak ada salahnya anda jadi yang TER!

Pertanyaannya jika anda bukan yang pertama? Mudah saja. Jika anda pengin mendarat di bulan tentu anda tidak bisa menyaingi Nil Amstrong, dia sudah duluan kesana. Tapi anda bisa menjadi orang Indonesia pertama yang mendarat di bulan. Kalau orang Indonesia sudah ada? Anda biasa menjadi orang Bogor pertama yang mendarat di bulan. Kalau orang Bogor sudah ada? Anda bisa menjadi orang Bojongkenyot pertama yang mendarat pertama di bulan. Kalau orang Bojongkenyot sudah ada? Anda bisa menjadi wanita perawan pertama Bojongkenyot pertama naik ke bulan….oke?! jadilah yang PERTAMA atau yang TER.

Ketiga: JADILAH SAPI UNGU

Umumnya sapi berwarna putih dan hitam, ada yang belentang belentong (hitam putih). Jika ada ribuan sapi di lapangan, kita pasti kesusahan membedakan sapi yang satu dengan sapi yang lain. Jika anda melihat ribuan sapi dilapangan, dan satu saja dari kerumunan sapi itu ada sapi yang berwarna ungu, otomatis mata anda akan memperhatikannya. Jadilah sapi ungu jika anda ingin dikenal banyak orang.

Buatlah perbedaan pada diri anda atau pada produk anda. Diferensiasi itu penting, setiap marketer pasti meng-amini pernyataan ini. Dunia dengan informasi yang membeludak dan kompleks membuat produk anda menjadi susah terkenal, apalagi kalau produk anda biasa-biasa saja, standar. Nggak bakalan dilirik deh! Standar, biasa-biasa saja, itu hal yang umum yang bisa dilakukan siapa saja. Buktinya, tak terhitung produk yang sudah memiliki sertifikat SNI (Standart Nasional Indonesia). Itu pentingnya diferensiasi agar produk anda bahkan diri anda tidak tenggelam dalam arus informasi dunia.

Diferensiasi, berarti bagaimana anda memiliki perbedaan dengan orang-orang pada umumnya, bagaimana produk anda memiliki perbedaan dengan produk yang lainnya. Kuncinya, buatlah perbedaan bukan pada benefit atau konten produk anda, tetapi buatlah perbedaan pada value- nya.

Anda pernah dengar Es Pocong, Mendoan IBlis, Mie Jenglot? Apa pertama kali kesan ketika mendengar nama makanan tersebut? Seerem! Itu uniknya, jelasnya nama-nama mistis itu justru membuat produk tersebut laris manis. Cerdas! Serem tapi asyik. Aslinya Es pocog nggak beda jauh dengan es cendol, mendoan iblis plek sama dengan mendoan yang biasa anda beli di pinggir jalan. Mie jenglot, yah nggak beda jauhlah. Seberapa jauh beda harga secangkir kopi di starbuck dan di warkop? Benefit sama, orang ngopi untuk menghilangkan kantuk. Kopi mengandung kafein yang bisa mengurangi rasa kantuk, nggak peduli kopi starbuck, luwak, instant, item, aceh, robusta, arabika, semua sama, nggak perlu diperdebatkan lagi. Soal konten beda-beda dikit, tapi soal harga beda selangit. Why? Karena starbuck bukan sekedar menjual kopi. Starbuck menjual experience, prestise dan gengsi. Itu sebabnya outlet warung kopi ini kacanya semua tembus pandang. Begitu juga dengan ES Pocong, Mendoan Iblis, Mie Jenglot, anda akan merasakan pengalaman yang beda kalau memakannya. Buktikan!

Keempat: GIVING is RICH. 

Anda harus memberi dulu baru menerima. Jangan terbalik MENERIMA baru MEMBERI. So, mulai sekarang BERAMAL dulu, BERSEDEKAH dulu, baru rejeki anda MELIMPAH. Ada yang bilang "Saya akan berderma setelah penghasilan saya cukup. Saya akan beramal kalau ada uang lebih." Dalam bahasa Bong Chandra orang seperti ini milih menjadi “tuyul” dulu baru jadi “malaikat” menerima dulu bahkan ngutil dulu baru mau memberi. Percayalah, kalau “tangan diatas lebih lebih baik daripada tangan dibawah." Tangan diatas identik dengan rizki melimpah, sedangkan tangan dibawah identik dengan kismin (miskin maksudnya). Yakin! Jangan pernah mengharapkan kasih sayang orang lain kalau anda tidak pernah mengasihi sesama. Siapa yang menyemai maka dia yang akan memanen. Ini kaitannya dengan LOA (law of attraction), hukum tarik menarik yang selalu terjadi dalam kehidupan di dunia ini. Dalam Kitab Suci Alquran banyak ayat yang menjelaskan jaminan atau balasan bagi orang yang beramal─zakat, infak, sodaqoh. Teruslah giving, giving dan giving (tentunya diiringi dengan ketulusan, tanpa riya, Lillahi taala). "Tapikan saya tidak memiliki cukup uang?" Hilangkan mental blok bahwa memberi itu harus uang atau barang yang anda miliki. Banyak yang bisa anda berikan kepada orang lain; anda bisa memberikan tenaga anda, waktu anda, ilmu anda, kasih sayang anda, senyum anda, dan banyak lagi lainnya.

Akhirnya Tinggalkan Zona Nyaman

Dari keempat hal tesebut tidak akan ada gunanya kalau anda tidak mau keluar dari zona kenyamanan anda. Karena yang paling menghambat keberhasilan adalah ketika anda tidak mau keluar dari zona nyaman. Anda sudah nyaman dengan posisi anda sekarang. Anda sudah nyaman dengan gaji anda sekarang. Anda sudah nyaman dengan mobil anda sekarang, itu bukti anda tidak sedang bertumbuh, anda sudah “mati”. Ketika anda sedang bertumbuh maka anda akan merasakan ketidaknyamanan. Saya yakin anda pernah merasakan ketika gigi anda tumbuh. Anda akan merasa pusing, senut-senut, nggak nyamankan?

Segala sesuatu yang anda inginkan itu tidak jauh. Hanya sedikit dari zona kenyamanan anda. Sedikit dari zona kenyamanan anda! Sedikit contoh lagi biar lebih jelas;ketika sedang PW (posisi euenak) tiduran sambil nonton acara kesukaan sementara perut anda laper. Ah saya pengin makan bakso, kemudian ting-ting-ting, abang tukang bakso lewat depan rumah anda. Ada masih mau mempertahan PW anda? Bisa kelaparan anda. Yang anda lakukan cukup beranjak dari tempat anda, buka pintu, keluar rumah, pesan, bayar. Hal tersebut bisa anda anda lakukan dengan waktu kurang dari lima menit, meninggalkan acara kesukaan anda, meninggalkan kenyamanan atau PW yang tadi. Ok! Tidak akan ada gunanya pengetahuan kalau tidak di praktikan. Saatnya praktik, karena sukses itu dialam tindakan, bukan pikiran.

Salam Sukses!
Ben Sholeh [Unlimited Wealth, Bong Chandra.]

Bong Chandra adalah motivator termuda Asia (22 tahun). Kebangkrutan usaha orang tuanya membuat mereka sekeluarga miskin. Bong di DO dari kampus BINUS Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Berlangganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Most Reading

Artikel Favorit