SANG PEMENANG!

Selasa, 05 April 2011

Aku terlahir sebagai pemenang tak pernah berfikir tuk jadi pecundang.
hanya satu yang kudengar saat sorak sorai berkumandang
Hore….!Hore….! Hore….!

CeleBrand


Kenal tidak dengan lirik lagu yang baru anda baca? Tenang! Kenal apa tidak ga jadi masalah.
 Adakah mental pemenang dalam diri anda? Apapun jawabannya saya yakin anda semua adalah pemenang. Betapa tidak! Kita terlahir dengan perjuangan  yang begitu dahsyat ; selama sembilan bulan di kandungan; sebelumnya kita adalah satu dari ribuan sel sperma yang berhasil

menembus ovum hingga terjadi pembuahan kemudian bertumbuh menjadi janin. So, kita menjadi pemenang sejak dalam kandungan. Tapi apakah kemenagan itu bisa kita pertahankan ketika berada dalam ring pertandingan alam raya? Lantaskah jadi pemenang? Tidak! Ketika “terjun” ke dunia banyak manusia gagal mempertahankan kemenangannya. Inilah ring tanding yang sesungguhnya.  Menjadi pemenang dalam kandungan ibarat atlet yang lolos seleksi dari negaranya untuk mengikuti pertandingan, dan alam raya, dunia kita sekarang hidup adalah olimpade yang harus kita kuasai kalau kita ingin disebut sebagai pemenang sejati.
Untuk meraih kesuksesan hidup apa yang harus kita miliki? Mutlak yang harus kita miliki adalah mental pemenang. Bagaimanakah proses kemenangan itu? Kapan dapat diraih? Bagaimana agar kita memiliki mental pemenang? Apa ciri orang yang memiliki mental pemenang atau pecundang? Tenang! Jangan keburu nafsu, saya akan uraikan satu persatu tips-tips dahsyat berikut ini.
Pada dasarnya kebanyakan orang tidak memiliki alasan yang kuat untuk menjadi pemenang. Sehingga akibat dari tidak adanya alasan yang kuat terperosoklah dalam tujuh kegagalan. Tujuh kegagalan ini hanya lazim dimiliki oleh pecundang!

1.       Menang Adalah Sesuatu Yang Negativ. Berapa banyak dari kita yang malu ketika di katain.”SOK ALIM, SOK EKSIS, SOK BEKEN, dan lainnya”. Banyak pastinya! nggak perlu ngitung! Padahal kalau alim beneran emang kenapa? Eksis beneran napa? Ini adalah bentuk sabotase diri karena kita takut dibilang sombong apabila kita berhasil dalam suatu hal.

2.       Menang Bukan Keharusan. Mau nggak anda mendapat predikat karyawan teladan dari perusahaan tempat anda bekerja? Mau!Mau! Tetapi tidak harus kan? Kenapa? Karena kebanyakan dari kita menganggap bahwa menang bukan keharusan. Saya penginnya jadi orang yang biasa-biasa aja. Saya tidak harus jadi pusat perhatian. Saya suka yang sedang-sedang saja.  Itulah kata-kata yang sering muncul, sering diucapkan dan diamini banyak orang. Sehingga kita tidak pernah mengupayakan untuk jadi seorang pemenang.

3.       Tidak Memiliki Strategi. Inget bro! Apa yang anda hasilkan saat ini adalah manifestasi atau hasil dari apa yang elo tahu. Jadi kalau saat ini karir anda masih gitu-gitu aja, kerjaan masih ajeg, pendapatan masih seuprit. Jangan buru-buru menyalahkan orang yang menggaji anda! Jangan langsung ngecap perusahaan anda pelit! Tapi coba introspeksi diri; berapa banyak yang anda tahu tentang strategi untuk meningkatkan karir; berapa banyak yang anda ketahui tentang hal-hal yang bisa mendongkrak penghasilan atau omzet anda. Jangan-jangan yang anda tahu untuk menambah penghasilan adalah dengan bekerja lebih keras, bangun pagi-pagi, pulang petang-petang, yah gajiannya pas-pasan deh. Bener! Padahal anda sudah tega pula meninggalkan keluarga dihari sabtu dan minggu. Kalau begitu adanya yang anda lakukan berarti hanya seuprit yang baru anda tahu mengenai strategi mencari nafkah. Goal kita pada poin ini adalah untuk mengubah hidup anda saat ini agar menjadi kehidupan yang lebih powerfull, sukses, bahagia, maka anda harus bersiap-siap (saat ini juga) untuk merubah apa yang anda ketahui. So! perbanyak teman-teman yang  positif sehingga anda ketularan cara berfikir positifnya, tonton acara-acara tivi yang edukatif & inspiratif semisal MARIO TEGUH GOLDEN WAYS, Jendela Usaha, Bosan Jadi Karyawan (muasih buanyak lagi!), perbanyak baca artikel yang bisa menambah pengetahuan anda (termasuk tulisan ini, hehe..), banyak-banyak baca buku, ikuti seminar baik tentang motivasi, bisnis dan lainnya (sekali-kali investasikan duit anda untuk  mengikutinya, 100, 200 ribu tidak akan ada artinya dibanding ilmu yang anda peroleh), dan kalau maen facebook atau twitter, ngeaddnya jangan sembarang orang.  Tidak ada salahnya Add FB atau twett Super Club Mario TEGUH, TUNG DESEM WARINGIN, join group/milis  yang akan menambah wawasan positif yang tentunya akan berguna untuk kehidupan anda. 

4.       Gagal Untuk Konsisten. Mungkin nggak kita memiliki uang 1 milyar? Jawabannnya mungkin sekali. Dengan apa? Investasi. Seberapa banyak? 16 ribu, itu uang kecil yang bisa anda sisihkan dari penghasilan anda. Dengan konsisten 16 ribu perhari selama 35 tahun. Jika  ketika anda menabung umur 25 maka ketika umur 65 tahun anda sudah memiliki uang 1 milyar.  Tetapi untuk konsisten setiap hari menabung jawabannya sangat sulit. Anda pasti percaya!

5.       Terlalu percaya apa kata orang. Banyak kegagalan yang kita alami karena kita terlalu percaya apa kata orang. Padahal kebanyakan orang yang kita percaya hanya menularkan pikiran negativ. Kita hanya dijajah oleh mental pikiran mereka yang sebenarnya dibawah kita. Bayangkan jika anda sedang merintis usaha kemudian gagal, pasti banyak orang yang akan menyalahkan anda, mencemooh, mengatakan anda tidak berbakat, mengatakan bahwa anda terlalu spekulatif dan lain sebagainya. So, hiraukan apapun kata orang yang merusak mental anda. Tetap yakin dengan apa yang anda perjuangkan untuk meraih kemenangan. Jangan pernah belajar untuk menjadi pemenang kepada orang yang seumur hidupnya menjadi pecundang.

6.       Ketagihan kalah. Kegagalan yang biasa terjadi, menimpa siapa saja yang berada pada level aman kehidupannya. Comfort zone ini adalah zona kematian bagi setiap orang. Tak heran jika ada yang mengatakan bahwa kemapanan adalah pembunuh yang paling sadis. PW (posisi weunak!) itu lebih berbahaya dari pada ”wedhus gembelnya” merapi, mematikan (dan memang benar banyak korban letusan merapi lantaran mereka tidak mau meinggalkan tempat tinggalnya, mereka merasa nggak nyaman kalau ternaknya nanti bakal mati nggak keurus). Kenyamanan tersebut telah mengurung dalam seseorang dalam kekalahan. Karena sudah terbiasa punya usaha baru sebentar sudah bangkrut dia pikir wajar, sehingga itu akan diulanginya lagi besok, tanpa ada upaya kerja yang lebih keras (yang tentunya akan menggese zona kenyamanan mereka),perbaikan dan introspeksi diri. Ketagihan kalah juga menimpa orang yang sudah putus asa. Mengannggap bahwa sekuat apapun ikhtiar yang akan dilakukan hasilnya gagal, seperti sebelum-sebelumnya. Kecanduan yang susah dihilangkan.

7.        Mengharap dunia lebih baik. Siapa yang mengharap tidak ada krisis ekonomi? Tidak ada kenaikan inflasi? Siapa hayo?  Hampir semua orang berharap seperti itu. Yakin! Bahkan tak jarang dari kita pengin punya bos pengertian, presiden yang benar-benar memikirkan rakyatnya (terus mengucurkan BLT maksudnya, hehe..!), BBM tidak pernah naik, harga sembako yang stabil, murah pangan, murah sandang, dan lain sebagainya. Tetapi semua itu tidak akan terjadi. Yakin bro! Bahwa krisis itu selalu ada, kenaikan harga itu pasti, inflasi itu mutlak. Jika sudah demikian mengapa kita berharap semuanya menjadi lebih baik. Ketika kita mengharap dunia menjadi lebih baik maka di saat krisis datang, badai menghantam kita akan kalang kabut. Hasilnya seumur-umur jadi pecundang deh!  Padahalkan sudah jelas janji Allah pencipta semesta alam; Bahwa dibalik kesusahan itu ada kemudahan; Bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan umat-Nya; Bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubahnya sendiri”.  Lha kalau sudah begitu mengapa kita menyalahkan orang yang menggaji kita, mengapa kita menyalahkan orang yang memimpin kita. Kita menyalahkan dunia karena seakan-akan tidak berpihak kepada kita. Sudah jelas Bro! nasib kita tidak bergantung pada orang yang menggaji kita, kesejahteraan kita tidak bergantung pada siapa presiden yang berkuasa. Semua bergantung hanya pada kesungguhan ikhtiar kita, lalu pada totalitas kita dalam berserah pada Sang Pencipta.  Pye! Kali ini anda tidak bisa mendebat saya.

Penting.….! Sukses tidak pernah berakhir, tetapi kegagalan tidak pernah final.  Bukalah mata, bukalah telinga, dan pikiran, agar anda tetap waspada dan selalu mengejar cita-cita tertinggi yang anda miliki.
Lebih penting, kata Tirta Adhi Wisata (Pengusaha Biro Perjalanan) “Hidup seperti sebuah pertandingan dan akan menang jika diakhiri dengan baik. Sukses digaris akhir, khusnul khotimah”.


Tak kalah pentingnya untuk diketahui kalau mental pemenag itu sangat penting. Swear! Sebab hasil dari mental pemenang tersebut menciptakan keinginan anda untuk going extra mile─ melakukan hal-hal yang tidak dilakukan oleh orang biasa.  Ini resep paten. Serius!


Di zaman yang semakin modern menuntut kita selalu prima dalam hal apapun, jangan sekadar baik yang kita upayakan kalau kita bisa melakukan yang terbaik. Apa reaksi anda kalau hasil yang anda peroleh dikatakan standar.  Misalkan suatu ketika ada bikin kue kemudian anda kasih keteman anda. Gimana enakkan kue bikinanku? Standar, ”jawab teman anda.”  Nggak ada yang istimewa, kategorinya baik, anda sudah benar cara membuatnya, komposisi bahanya sudah sesuai. Tetapi itu pasaran banyak yang bisa bikin kue seperti itu. Sehingga kalau apa yang anda lakukan sekadar baik maka bisa dipastikan hasilnya buruk. Coba deh anda renungi kurang baik apa segala yang anda usahakan saat ini.  Ada rela pergi pagi-pagi, pulang petang-petang, tetapi penghasilan masih pas-pasan (sori sampe dua kali nulis kalimat ini).  Ya tho? Kalau nggak, syukur Alhamdulillah. Kurang baik apa anda dengan istri anda, tapi kok pulang kerja disambut istri dengan muka bermuram durja. Kurang setia seperti apa anda sama suami anda, tapi kok suami masih nyeleweng, masih masih main mata saat ngelihat cewek yang lebih bohai dari anda. (Hehe, maaf saya tidak nyumpahi anda).  Ini adalah kabar buruk.


Bagaimana orang yang kerjanya baik-baik saja? Apa hasilnya? Jawannya BURUK!  Banyak orang tidak puas,padahal sudah bekerja dengan baik. Ini realitas jaman sekarang. Bagaimana mereka yang kerjanya buruk, memiliki prilaku yang negativ, sudah pasti mereka tidak akan dapat apa-apa. Kalau dia seorang karyawan maka akan dipecat oleh atasan. Kalau mereka leader maka akan dipecat oleh bawahannya. Kalau ulama akan dipecat oleh pengikutnya.  DALAM KEHIDUPAN BAIK ITU TIDAK CUKUP. Good is the enemy of grade.

Kabar baik. Jika anda orang yang baik dan mau melakukan sesuatu tindakan yang lebih dari yang dituntut maka anda akan medapatkan level yang  disebut excellent. Dengan bertindak ekstra, wawasan yang ekstra, prilaku yang positif yang ekstra, maka akan tercipta keajaiban-keajaiban yang tentunya membuat hidup anda jauh lebih maksimal. Saya yakin, jika anda sedang membaca arikel ini maka anda bukanlah orang yang kalah, anda bukan orang-orang yang mau menerima kehidupan ini apa adanya.  Anda adalah orang-orang yang mau merubah kehidupan ini menjadi lebih baik. Please! Jangan ragukan keyakinan saya ini.

Jangan berharap dunia menjadi lebih baik atau lebih mudah, tetapi berharaplah anda menjadi orang yang lebih baik.  Ketika anda menjadi pribadi yang lebih baik maka dunia akan memberikan anda banyak kemudahaan.(Tom Mc Ifle)

Cara Membangun Mental Pemenang
Apa yang terjadi jika ada orang yang memiliki prilaku negativ dan memilki banyak uang? Maka ia akan semena-mena: menindas, menyogok, kolusi, dan macemnya. Jika prilaku negativ dan tidak punya uang? Maka akan mencari uang dengan cara yang negativ─menipu, mencuri, ngadali, dan sebangsanya. Jika prilaku positif dan tidak punya uang? Maka siapa yang akan mencari uang?

Bayangkan jika anda punya perusahaan. Anda melihat dua orang tetangga anda yang nganggur, jobless. Tetangga pertama punya prilaku baik tetapi tidak memiliki skill. Sedangkan tetangga yang kedua memiliki skill bagus tapi prilakunya buruk. Mana yang akan anda pilih jadi pegawai baru? Yakin banyak yang akan memilih orang yang prilakunya baik walupun secara skill kurang karena hal itu membuat hati lebih tenang, daripada memilih orang yang secara skill bagus tetapi prilaku negativ.

Tes Mental Pemenang
Bermental apakah aku gerangan? Pemenang atau pecundang? Jangan buru-buru vonis diri anda. Ikuti saja dulu tes ini. Coba identifikasi perasaan apa saja yang muncul pada diri anda selama seminggu terakhir. Sang pemenang memilki perasaan positif seperti: keberanian, keinginan, penerimaan, love, outstanding, peace, pencerahan, forgiveness, optimis, illumination, pelepasan, niat positif, revolution, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan anda?
Jika perasaan semacam ini yang muncul: sombong, hasrat yang membara, marah, hasad, takut, sedih, BT,merasa bersalah, menyalahkan, mamalukan, mempermalukan, menyesal, panik, benci, candu, atau sekroninya. Inilah sikap dan perasaan yang mendominasi para pecundang.  Semoga anda tidak!

Pandangan-Pandangan Mental
Sang Pemenang melihat segala sesuatu itu memungkinkan; Selalu memiliki rasa bersyukur dalam kondisi apapun (susah maupun senang); Tidak memandang sesuatu sebagai suatu kebetulan, semua yang terjadi dalam hidup ini untuk diambil pelajaran yang kemudian dapat merubah tindakan dan prilaku kita setelah mendapatkan knowledge dari peristiwa tersebut; Memandang kehidupan menjadi sesuatu yang hopeful/penuh pengharapan; merasakan bahwa kehidupan yang harmonis adalah sesuatu yang sangat penting; Melihat segala sesuatu memilki meaning (memiliki arti yang penting); Yakin bahwa perasaan saling menyayangi itu penting; Memberi itu wajib; Sepenuhnya  faham bahwa inspiring itu luar biasa.

Pandangan orang yang kalah (pecundang); harus menjadi suatu keharusan.  Harus ini. Harus itu. Harus menang. Haruslah!  Orang kalah berfikir kalau tidak membunuh akan terbunuh. Kalau tidak menang ya kalah. Mereka memiliki sifat sombong. Sehingga melihat kehidupan menjadi sesuatu yang antagonis; Memandang bahwa kehidupan itu memberikan banyak kekecewaan; Orang yang kalah melihat kehidupan itu tragis, penuh tragedi, hopeless, penuh dengan penderitaan. Parahnya memandang Tuhan tidak adil.
Disiplin Yang Harus Anda Kuasai

Untuk menumbuhkan sikap dan mental pemenang anda harus cari informasi sebanyak-banyaknya, belajar sebanyak mungkin buku, ikuti seminar─agar anda memiliki strategi yang jitu dalam memenangkan pertandingan hidup. Yang satu ini juga perlu: Carilah mentor yang bisa membantu mengembangkan potensi anda. BRAVO!
Ben Sholeh. (Bahan Bacaan: Big Brain Big Money karya Tom Mc Ifle & Tujuh Kejaiban Rizqi karya Ippho Sentosa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Berlangganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Most Reading

Artikel Favorit